Saturday, June 24, 2017

Mengunjungi Gereja Trinity Gergeti Yang Terletak di Puncak Gunung

Ahmad Adha jumped in front of Gergety Trinity Church


Punya travelmate yang jago nyusun itenerary sangat mengasikkan diajak travel bareng. Selama traveling di Iran -  Armenia - Georgia. Semua itenerary disusun oleh  sahabat gue, bahkan visa gue juga dia yang bantu. Gue cuman perlu mengikuti dia doang. Serunya lagi pilihan itenerary dia selalu menyenangkan untuk dijelajahi.


Salah satu destinasi yang sangat menarik menurut gue ketika traveling ke Georgia adalah mengunjungi Gergeti Trinity Church. Gereja yang berada di puncak gunung. Gergeti terletak di utara Tbilisi, 10 km lagi ke Rusia. Dari Tbilisi ke Gergeti bisa ditempuh 4-5 jam naik mobil.

How to go to Gergeti Trinity Church? Dari Ibukota Georgia, Tbilisi, Kamu naik metro dan stop di stasiun Didube. Setelah keluar dari stasiun ini kamu akan menemukan pasar. Terminalnya ada di pasar ini. Mobilnya ada dua macam. Ada Van dan mobil kecil semacam Avansa gitu. Tarif Mobil Van 10 Gel sampai di Kazbegi. Mobil Avanza bayar 20 Gel. 

Kami memilih naik mobil Avanza karena supirnya menawarkan akan berhenti di dua spot keren sebelum sampai Kazbegi. Untungnya kami dibantu warga lokal menawar ke Supirnya, kami bayar 15 Gel aja.
On the Way to Kazbegi

Stop pertama di Annanuri Castle Complex. Kastil tua yang terletak di samping sungai Aragvi. Bangunannya cantik banget buat difoto dan dimasukkan kedalam Instagram.
Ananuri Castle and Aragvi River

Inside Ananuri Castle


Stop kedua di Georgian Russian Friendship monument. Monument yang terletak di pegunungan bersalju. Untuk pertama kalinya gue melihat salju. Rasanya bahagia banget waktu itu. Gue ngga tahu sih apakah saljunya sepanjang tahun atau pas winter aja. Banyak orang di monument ini yang singgah untuk berfoto foto.

Georgian Russian Friendship Monument

View from the Monument

With the local in front of the Monument

In front of the Snowy Mountain

Setelah puas berfoto foto di Gunung bersalju kami melanjutkan perjalanan menuju Kazbegi. Sampai Kazbegi saya langsung browsing penginapan yang paling murah. Kami menginap di Uptown Kazbegi Guest House 20 Gel permalam. Alhamdulillah Kamarnya bersih dan ada dapurnya, sehingga kami bisa masak buat Dinner. Di malam hari suhu mencapai minus delapan. Dingin banget...
Uptown Kazbegi Guest House

Esok paginya kami langsung tracking ke Gergeti Trinity Church. Tracking dari Penginapan sampai puncak gunung sekitar sejam. Walaupun bersalju gue keringatan untuk bisa sampai puncak. Buat yang ngga mau capek capek tracking ada public transport menuju Gergeti Trinity Church. Setelah puas berfoto dan mengelilingi gereja kami kembali munuju penginapan. Naik turun gunung sukses bikin badan gue pegal. 

Meet a friendly dog



Track back to Kazbegi Village

Setelah Packing barang barang. Kami langsung check out dan kembali menuju Tbilisi naik Van 10 Gel.
The Van

Monday, January 9, 2017

Muharram di Iran

Tea stall in Isfahan

 Jika kamu mengunjungi Iran pada bulan Muharram, khususnya menjelang peringatan Asyura, kamu akan menemukan banyak tea stalls on the street. The good thing is the tea is free and sometimes not only tea but come with date fruit or cake or biscuit.



Teh di Iran dihidangkan di gelas kecil banget. Imut banget gelasnya. Dua kali gue bertamu ke rumah kenalan di Iran, selalu di suguhi teh.



Saat di Tehran antrian untuk mendapatkan teh lebih susah, karena banyaknya antrian. sedangkan di kota Isfahan dan Tabriz lebih mudah mendapatkan teh dan kadang ngga ada antrian dan bisa minum beberapa gelas :)



Selain bisa minum teh gratis kamu bisa milihat ritual tasua dan asyura yang pastinya menarik untuk disaksikan. Puncak perayaan tasua di Tabriz digelar pada malam hari tanggal 9 Muharram dan Tanggal 10 peringatan Asyura. Pada saat peringatan asyura biasanya akan ada open house dan makan bersama. Siapapun bisa ikut makan. Tinggal ikut antri dan saat di Tabriz sebagai turis gue mendapat perlakuan istimewah ngga perlu ngantri.Langsung masuk dan makan bersama warga Tabriz.


Tasua Mourning Ceremony

Ashura Day Lunch

Ditipu di Armenia

Street Food in Yerevan

Gue memasuki Armenia lewat jalur darat dari Iran. Gue sempat dapat masalah di Imigrasi Armenia. Nama di Visa dua kata saja sedangkan di passport gue namanya tiga kata. Setelah menunggu beberapa lama, Petugas nelpon dan nanya petugas imigrasi lainnya. dan apekhirnya passport gue dapat stempel juga. fiuh...

Keluar dari imigrasi langsung dihampiri supir taksi. Setelah tawar menawar akhirnya deal tiga puluh ribu dram menuju Yerevan, ibu kota Armenia. Yerevan ternyata jauh juga berangkat sore dan sampe Yerevan udah tengah malam. Saat akan membayar, supirnya minta 35000 dram dengan alasan mobil dia Merci, jaraknya jauh dan banyak alasan lain lagi. Kami berdebat dan akhirnya membayar 33000 dram.

Kami sampai Yerevan tengah malam dan ngga tau mau kemana. Akhirnya kami memutuskan beristirahat di Supermarket yang buka 24 jam sambil numpang ngecharge ponsel kami dan browsing lokasi hostel paling murah. Jarak dari supermarket ke hostel ternyata lumayan jauh hampir 6km. Tiba tiba staf supermarket menyuruh kami pindah dan akhirnya kami keluar cari taxi lagi. Semua taksi yang kami temukan meminta 3000 dram menuju hostel yang menurut kami terlalu mahal dan akhirnya kami jalan kaki menuju hostel.

Untuk menghemat makan kami, kami memutuskan makan di warung pinggir jalan Yerevan. Saat akan membayar makanan kami, kami terkejut, karena kasirnya meminta 6000 dram padahal total harga makanan kami hanya 3800 dram. Akhirnya kami berdebat sengit dan alasan kasirnya masih ada biaya servis apalagi mereka capek mondar mandir antar makanan dan masih harus cuci piring lagi. Lah itukan memang tugas mereka. Karena udah capek berdebat akhirnya kami membayar 5200 dram. Sejak itu kami kapok makan dipinggir jalan. 

Di Armenia gue merasakan culture shock. Orang orangnya dingin banget jarang senyum dan nyapa gue, sampai kami ditipu beberapa kali. Berbeda banget saat berada di Iran. Orang orang yang ramah dan selalu membalas salam dan tersenyum kepada kami.