Friday, July 24, 2015

'Jual Diri' on Gumtree



Saat gue pusing cari kerja beberapa bulan lalu, salah satu temen gue nyaranin 'jual diri di Gumtree'. Akhirnya gue bikin akun on gumtree.com. Gue mengiklankan diri gue jadi domestic cleaner, tarif nya 25/hour buat bersihin rumah, kerjaannya meliputi dusting, vacuuming, and Mopping. Kerjaannya mirip mirip kerjaan PRT  lah, tapi bayarannya lumayan. 

Udah hampir seminggu, tapi masih ngga ada tawaran cleaning, Akhirnya gue turunin $23/hour. Hari hari berlalu tanpa ada yang hubungin gue, Akhirnya gue banting harga $20/hour.

Penelpon pertama gue cewek, dia nanya gue punya police clearance ngga? Tapi gue ngga punya, gagal dapat jobnya. Police clearance itu semacam SKCK kalo di Indonesia. Rata rata client menginginkan domestic cleaner yang memiliki police clearance. Kadang saat kita datang membersihkan pemilik rumah sedang bekerja dan rumahnya kosong. Makanya mereka butuh kita punya police clearance.

Orang kedua yang menghubungi gue bapak bapak, Sms minta facebook gue, Setelah gue kasih FB gue dia bilang "Sorry, i am looking for a female cleaner." Kebetulan housemate gue Ana juga pengen jadi domestic cleaner jadi gue kasih nomor bapak itu buat Ana hubungin. Tapi bapak itu maunya domestice cleaner yang udah lama stay di Australia. Sedangkan Ana waktu itu belum sebulan nyampe di Oz.

Orang ketiga yang sms gue cewek namanya Hajera, dari namanya gue yakin dia Moslem. Setelah dikasih alamatnya, ternyata rumahnya dekat Masjid Ibrahim. It means gue gak perlu ngabisin $8 buat transport. Gue bisa jalan kaki kerumahnya. Dia nanya gue "Do you have police clearance?" dan gue reply "I don't have, but you can trust me :)" Dia reply "OK, you can come Monday  10am at my home."

Hari senin jam 10am gue udah depan rumahnya. Gue pencet bel, Pintu terbuka dan dia kaget begitu melihat gue, kaget seperti melihat hantu, dan tiba tiba dia menutup pintu lagi. Perasaan gue jadi ngga enak. Kemudian pintu terbuka lagi dan dia udah mengenakan hijab. Ternyata dugaan gue benar, dia mengira gue cewek :( Dia minta maaf, dia hanya ingin female cleaner. Kemudian gue menawarkan temen gue Ana lagi :) Akhirnya Ana Cleaning rumahnya dua jam dapet $40, tapi sekali doang karena setelah itu dia keterima kerja di Sandstone 10 jam naik bis dari Perth.

Temen gue yang nyaranin gue jual diri sebagai cleaner on Gumtree punya pengalaman penelpon iseng, waktu itu ada yang pernah nelpon dia buat cleaning rumah, orang itu mau bayar temen gue 100/hour tapi harus cleaning sambil naked dirumahnya, Orang gila!!!!

Temen gue di Melbourne setelah berbulan bulan nyari kerja ngga dapat dapat, sebenarnya dia terlalu picky sih, ngga mau kerja kalo bukan minimal $15/hour, karena ini dia susah dapat kerja. Akhirnya dia Mengiklankan dirinya di Gumtree Mau kerja ngga dibayar asalkan diajarkan skill seperti barista dll, dan ada yang manggil, kerjanya jadi semacam waiter, ngga dibayar sih, tapi dikasih makanan takeaway sebelum pulang. Lumayanlah.....

   

Saturday, July 18, 2015

Someone just ruin my Lebaran mood

Torgis and Othman


Hari Sabtu, 18 Juli 2015 merapakan hari kemenangan gue, hari lebaran gue di Western Australia. sebenarnya udah ada yang lebaran hari kemarin, but since the crescent was not sighted anywhere in Australia pada hari kamis, then puasa digenapkan menjadi 30 hari.

Seperti biasa dokter Raihan bakal menjemput gue. Gue bangun jam 5.45am Shalat Shubuh kemudian mandi dan bersiap siap, Kali ini gue memakai Fabulous batik Merah gue, Bukan yang item yang biasa gue pake. 

Saat akan keluar rumah tiba tiba landlord gue nagih gue kapan gue akan bayar rent, gue udah nunggak dua minggu. Dia nasehati gue kalo misalnya udah ngga ada duit lebih baik gue balik aja ke Indonesia. Pagi pagi udah ditagih gini dikasih ceramah pula, katanya Orang yang berutang ngga akan masuk surga. Kenapa juga nagihnya pas gue mau ke masjid dan mau pergi lebaran pula. Gue langsung ngomong bakal bayar sebentar, biar ceramahnya berhenti dan gue bisa segera berangkat ke Masjid.

Di dalam mobil dokter Raihan, gue langsung termenung, untung kemarin gue udah dapat gaji kerja minggu lalu, jadi bisa bayar satu minggu rent gue. Jadi sisa utang gue sisa satu minggu. dan Seandainya gue Itikaf 10 hari dimasjid, gue ngga bakal berutang rent. Dan minggu ini tempat gue kerja tutup tiga hari dan gue ngga kebagian shift minggu ini. So minggu ini gue ngga ada pemasukan buat bayar rent :( Lebaran hari ini disambut dengan mendung gerimis, persis kayak suasana hati gue, hiks!

Talk alias ceramah by Shaykh Mu'aath start 8.00 but jam 7.30 gue udah nyampe, karena telat dikit aja bakal shalat diluar Masjid Ibrahim. Gue langsung nyari posisi wuenak, berhubung ceramahnya bakal 30 menit gue nyari dekat tembok biar bisa nyandar, hehehehe. 

Ternyata cara shalat Ied-nya sedikit beda, Kayaknya jumlah takbirnya lebih sedikit dan pada rakaat kedua takbirnya sebelum ruku. Gue ngga tahu mazhab apa yang dipakai imam, tapi kata Shaykh Mu'aath waktu itikaf kemarin "Whatever the mazhab of the imam use, just follow the imam to keep the unity of salaah," Jadi ya gue turuti gerakan imam aja.

Selesai Shalat semua orang salaman berpelukan dan cipika cipiki, Guepun ikutan juga Salaman Berpelukan sambik membisik "Ied Mubarak Brother and Forgive me if i have mistakes.", kemudian cipika cipiki pipi kanan kemudian pipi kiri dan dia ngomong once more brother, jadi cipika cipikanya tiga kali pipi kanan, kiri, dan kanan lagi. 


After The Eid Salaah
Setelah itu gue mencari dokter Raihan buat pulang bareng, tapi Dokter Raihan minta gue membantu pengurus masjid membereskan tenda tenda diluar masjid dulu. Sembari gue membereskan tenda masjid dia ke Apotik beli Obat buat anaknya yang lagi sakit. then he will pick me up after buy the medicine. Sebelum nyampe rumah gue mampir ke rumah Dokter Raihan, ternyata dia orang yang sangat sederhana, Jadi di living roomnya ngga ada perabotan sama sekali, cuman lesehan. Dia menjamu gue dengan makanan khas Pakistan yang semuanya manis, Ada bola bola yang kayaknya terbuat dari kentang (Mithai Sweet) Vermicelli with Milk (Dudh Sewaian) and Jalebi yang rasanya sweet dan berbentuk spiral. Minumannya orange soda.
Pakistan Foods

Gue makan ditemani anaknya yang masih kecil kecil, Dua cewek dan satu cowok, Anaknya yang bungsuh rewel banget, sepertinya lagi sakit. Istrinya tak pernah sekalipun menampakkan diri. Selesai makan langsung mengantar gue pulang ke rumah.

Gak lama kemudian Mas Ario temen gue di Masjid Ibrahim Jemput gue di rumah, Ngundang gue silaturahmi kerumahnya. Kali ini gue ngajak Anah Housemate gue. Lucunya di rumah mas Ario, tamu laki laki dan perempuan dipisah. Jadi Wanita semuanya kumpul di dapur dan laki laki kumpul di living room. waktu gue mau ngobrol ama Ana, mau nanyain pulang jam berapa? gue harus ngobrol diantara tirai jadi gue hanya bisa mendengar suara dia, gue ngikik pas ngomong sama dia, aneh aja hahahahaha....

Dirumah mas Ario kami makan Ketupat, Rendang, Lontong Sayur dan Kue kering. Enak!!! Thank you Mas Ario.


EID MUBARAK For All my lovely blog readers :)

Mohon Maafkan Torgis ya :)






I Love Batik!


My Fabulous Kepuluan Batik 

Salah satu sunnah yang dianjurkan saat menghadiri shalat jumat adalah memakai pakaian terbaik and of course pakaian terbaik gue adalah My Fabulous Exclusive Kepulauan Batik, batik yang hanya one design. Harganya memang ngga murah sekitar Rp. 250.000 but worth it! Koleksi batik batik cantiknya bisa kamu cek disini https://www.facebook.com/kepulauan.batik

Saat itu gue pulang shalat jum'at di Islamic Council of Victoria, melbourne, jalan disekitar Flagstaff Garden menuju flat gue, Tiba tiba ada pria dalam mobil yang tereak manggil gue "Hey Man!" Dalam hati gue mikir gue salah apa ya? ada yang tereak manggil gue. Begitu gue balik ke orang dalam mobil itu dia ngomong "Your shirt is cool man." Oalah kirain ada apa. "Thanks mate, this is Batik from Indonesia." kata gue.

Tarwih di Masjid Ibrahim beberapa minggu yang lalu saat gue wudhu, tiba tiba ada yang ngomong "Masha Allah, Your Shirt is Awesome brother." Namanya Othman from Palestine, gara gara batik ini gue jadi akrab ama dia, Dia tanya gue tinggal dimana? gue jawab di Firefalls closed, 3 km from mosque to my home and sometimes i walk to go home but sometimes Doctor Raihan pick and drop me up home. "Why don't you buy bike?" kata Othman. Gue jawab gue belon jelas mau stay berapa lama di western Australia, takut susah ngejual kalo gue mau pindah nanti [sebenarnya ngga ada duit buat beli xixixixi] Dan kemudian dia menawarkan gue sepeda dirumahnya untuk gue pake for free. Tapi bannya rusak, musti diperbaikin dulu katanya.

Itikaf terakhir di Masjid Ibrahim Southern River, gue pake fabulous batik gue lagi. Malam itu gue lagi duduk manis mendengarkan tausiah dari Shaykh Mu'aath, tiba tiba Ismael, my Itikaf mate from Afganistan bisikin gue 

Ismael: Where did you buy your shirt? I like it.

Gue: I bought it in Indonesia.

Ismael: Where can i buy batik in Perth?

Gue: I don't know. But if you like travelling you can go to My country, Easy to find batik.

Ismael: Let me know when you were in your country, I want you to accompany me to travel in your country. I will pay the hotel and the flight ticket.

Setelah itu dia tanya gue banyak hal tentang Indonesia, mulai dari harga hotel di Indonesia, Tiket Pesawat Perth to Indonesia, dan harga makanan di Indonesia. Ismael itu seorang dokter gigi, tapi sekarang kuliah lagi, tapi kuliahnya teknik civil di Curtin University. Gue ngga tanya kenapa dia kuliah ngambil teknik civil. Padahal udah dokter gigi. Hari itu gue udah kebayang bayang liburan ada yang bayarin.

Semoga liburannya tahun depan jadi kenyataan...

I wish to see you in Indonesia Ismael :)





Wednesday, July 15, 2015

Buka Puasa dan Sahur Gratis di Masjid Ibrahim

My Break Fasting Meal

Sebenarnya gue ngga nyangka kalo gue bakal more religus in Australia, since I travel to liberal country. Gue jadi sering ke Masjid, apalagi ketika gue ngga ada kerjaan dan gak tau mau ngapain biasanya gue ke Masjid, hati langsung terasa damai, Walaupun gue ngga punya duit, tapi gue jadi lebih tenang. Dan tetap berdo'a Torgis akan dapat kerjaan bagus, halal, dan bergaji tinggi  di Australia. Amin...

Setelah merencanakan Itikaf di Masjid, jam 3 sore gue udah mandi. dan jam 3.30pm gue udah keluar rumah dan jalan kaki sekitar tiga puluh menit menuju masjid. Sampai masjid langsung Shalat sunnah dan Shalat Ashar. Setelah shalat gue ikut tajweed lesson dari Syeh, lumayan belajar ngaji gratis buat nambah ilmu ilmu gue. Belajar ngaji kelar jam lima sore.
Tajweed Lesson

Buka puasa masih jam 5.30pm dan gue inisiatif ikut membantu pengurus masjid mengatur buka puasa, untuk mendekatkan diri dengan orang orang disini, untuk membangun good connection juga. 


Suasana Buka Puasa
Setelah adzan berkumandang, buka puasa diawali air mineral, kurma, almond, kacang mete, dan potongan buah jeruk, apel dan pisang, Sehat ya! kemudian di Lanjutkan shalat Magrib. Setelah shalat lanjut makan lagi, kali ini makanan berat, Ada Nasi berbumbu yang warnanya mirip nasi goreng sekilas, tapi ternyata bukan, Diatas nasinya disiram saus putih mirip mayonais yang berisi potongan buah, nasinya udah bercampur potongan potongan daging. Rasa nasinya agak agak kecut ngga tau bumbu apa yang dimasukin sehingga rasa nasinya jadi kecut. Selain nasi, ada lebanese bread, dan salad juga, saladnya berisi buah zaitun, potongan tomat dan sayur sayuran.

Kebiasaan gue setelah buka puasa, gue langsung ke Toilet, mengeluarkan setengah isi perut gue, berharap perut gue makin flat kayak tivi layar datar and fat belly ini menghilang berubah jadi sixpack. Biar sexy! xixixi...

Urusan di toilet selesai langsung shalat Isha yang kemudia dilanjutkan ceramah sebelum Tarwih, biasanya ceramah dilakukan setelah witir tapi ada beberapa jamaah yang request ceramahnya setelah Isha aja biar yang yang Tarwih delapan rakaat juga bisa ikutan dengar ceramah.

Saat ceramah sedang berlangsung, tiba tiba Syech yang ngasih ceramah ngomong "Please do not take a picture of me without my permit." Ternyata ada yang motoin dia saat lagi ceramah dan dia ngga suka. Setelah itu moodnya udah ngga bagus sepertinya, ceramahnya mengalir jadi cepat dan selesai.

Tarwih 20 rakaat kemudian berdo'a tapi kali ini do'anya berbeda dari biasanya, kalo biasanya doanya cuman sekitar 10 menit kali ini doanya hampir setengah jam. Setelah doa kelar dilanjutkan shalat witir tiga rakaat.

Usually i will go home straight after witir with Dokter Raihan. Tapi kali ini gue mau nginap, mau itikaf dan gue baru tau after witir ternyata ada snack time di Masjid. Snacknya ada sandwich cracker, potongan buah, lebanese bread dan sauce yang warna hitam bercampur cream cheese. Saunya buat cocolin lebanese bread, tapi saat makan nasi setelah buka orang memakan nasi bersama lebanese bread itu. Lebanese breadnya dipotong kecil dan nasinya dibungkus lebanese bread trus dimakan, lebanese bread ini tipis mirip pancake tapi lebih keras ngga lembut kayak pancake. Selain snack ada minuman rasa jeruk, lemon, kopi, teh dan susu buat menemani ngemil snacknya. Enak kan!


Snack Time
Setelah snack time, jam 11pm lanjut tausiah (dengar ceramah) dari syech lagi dan berakhir jam 11.45. kemudian istirakhat bentar, jam 12 lanjut tausiah lagi tapi kali ini ada sesi tanya jawabnya, jam 12 gue udah ngga ikut dengar tausiah gue istirahat sambil balas pesan pesan di FB yang bikin gue senang banget, karena Alhamdulillah banyak yang suka blog gue, sampe katanya ada yang dimarahin bosnya dikantor gara gara ngikik baca blog gue di kantornya. Pujian pujian ini kemudian jadi bikin gue makin semakin semangat buat nulis.


Suasana Itikaf  1am
Gue tertidur setelah membaca pesan pesan di FB gue dan jam 4am gue dibangunin dan ternyata bukan buat sahur tetapi buat Shalat lail, tapi gue ngga bangun karena belum pernah dan ngga tau how to pray shalat lail.

Jam 4.30am gue bantu bantu lagi siapkan sahur, menu sahurnya, Nasi, susu, sereal,  toast bread with honey and peanut spread. salad, potongan buah and lebanese bread (again). Minumannya ada teh, kopi, dan susu, tapi gue ngga mau minum kopi dan teh saat sahur, karena cafein membuat kita jadi sering buang air kecil. Bikin cepat haus nanti saat puasa.


Meals for Suhoor
Buka puasa dan sahur di Masjid only in the last ten days of Ramadan. Jadi ngga setiap hari ya selama Ramadan dan biasanya ngga di semua masjid hanya di Masjid besar yang melaksanakan Itikaf. Teman itikaf gue Ismael, tinggal di Bentley tapi itikafnya di Masjid Ibrahim, katanya mesjid di Victoria Park, yang dekat dari rumahnya ngga dipakai buat itikaf.

Buka puasa dan sahur ini hasil dari sumbagan jamaah. Per orang yang mau menyumbang donasi buat buka puasa dan sahur sebesar $200. Semoga yang menyumbang mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah.

Dan gue juga udah bayar zakat kemarin, Biar harta gue jadi bersih, padahal rekenin commonwealth gue sekarang udah kosong, dompet juga udah kosong setelah menyumbang my last cash money. Harta gue udah bener bener bersih sekarang (baca: kere) 

Tapi hati gue jauh lebih tenang setelah bayar zakat.

...
... 
... 

Alhamdulillah...


,


Tuesday, July 14, 2015

Ketika Sakit di Australia




Ketika gue di Melbourne, Ayumi from Japan, flatmate-nya Joseph ngga bisa tidur gara gara sakit gigi, tiap hari dia kelihatan uring uringan gara gara sakit gigi. Mau makan juga ngga bisa, ketika kami makan bareng di flat Joseph Ayumi cuman duduk termenung, mau ikutan gabung makan tapi giginya ngga mengizinkan dia ikutan gabung.

Pergilah dia ke dokter gigi nanya nanya, dan kata Dokter gigi itu perawatan satu gigi yang sakit bisa mencapai $1000 dan gigi dia yang sakit ada dua sekaligus, it means $1000 kali dua sama dengan $2000. Waks!

Karena udah ngga tahan lagi akhirnya dia balik ke Jepang karena $2000 terlalu mahal. Balik ke Jepang hanya untuk perawatan giginya itu kemudian Balik lagi ke Melbourne. Gue ngga tanya berapa biaya dokter gigi di Jepang tapi sepertinya lebih murah karena dia bela bela balik ke Jepang aja demi ke Dokter gigi aja.

Begitu tau biaya pengobatan gigi di Australia Mahal pake bingit! Gue sebelum berangkat ke Australia langsung ke Rumah Sakit Pendidikan Dokter Gigi Universitas Hasanuddin, yang ngerjain gigi gue sih coast alias dokter muda, tapi tetap ada dokter yang mantau kerja mereka, lumayan tambal gigi cuman bayar 70 ribu atau 80 ribu ya? udah lupa. Sampai sekarang tambalannya masih awet dan semoga selalu awet.

Beberapa hari terakhir housemate gue di Huntingdale juga sakit, sempat pingsan ketika pulang kerja. Badannya gatal gatal kemerahan, kalo dia membersihkan tenggorokan dan meludah biasanya bercampur darah dan pernah juga dia muntah bercampur darah. Housemate gue ini cewek dan ngga merokok ya.

Karena gue berteman dengan dokter di Masjid gue tanya tanyalah sakit temenku ke Dokter. Dan si Dokter ngomong kalo meludah bercampur darah emang biasa, kadang bisa dari gusi kadang waktu membersihkan tenggorokan  emang biasa bercampur darah katanya dia, tapi kalo dia sampe muntah darah biasanya harus blood test. Gue sekalian tanya berapa biasanya konsultasi ke dokter disini. "For general check up usually $60."

Setelah membuat appointment di Klinik akhirnya temen gue ke Dokter dan menurut Dokter temen gue menderita Alergi debu. What??? Temen gue kan kerjanya housekeeping di Hotel tiap hari berantem ama debu untuk disingkirkan dari kamar hotel. Gimana cara dia kerja kalo dia alergi debu dong. Dan Dokter di klinik menyarankan dia untuk memakai masker ketika bekerja. Dokter di klinik juga menyarankan teman gue untuk blood test, tau berapa biaya blood test? $200, tapi temen gue masih mikir  mikir buat blood test $200 mahal mak!!! Biaya  konsultasi temen gue $70. Plus dikasih resep untuk ditebus di Apotik, $30 untuk cream gatal dan obat obatan. 

Seperti biasa jam 7.10 pm Dokter Raihan udah jemput gue di rumah, mau ke Masjid bareng Shalat Isha dan Tarwih di Masjid Ibrahim Southern River. On the way ke Masjid gue cerita lagi kalo temen gue udah ke Dokter dan dicharge $70 buat konsultasi dan Blood test temen gue masih mikir bayar $200. Dan kata dokter Raihan biasanya ngga sekali aja ke dokter pasti masih bakal ketemu lagi dan masih bayar lagi. Karena temen gue ngga ada insurance, dokter Raihan menyarankan sebaiknya temen gue balik ke Indonesia buat berobat since di Australia biaya pengobatan mahal banget kalo ngga ada insurance.

Dan gue juga ngga punya insurance, 

"Ya Allah semoga Torgis selalu sehat, dijauhkan dari segala
macam penyakit dan selalu dalam lindungan-MU."

Amin...

Monday, July 13, 2015

I Feel Blessed in this Ramadan



Since boss gue is a moslem, Cafenya tutup selama tiga hari dari jumat ampe minggu. Lebaran masih belon jelas. Penentuan lebaran di Masjid Ibrahim dilaksanakan hari kamis, kalo terlihat bulan atau hilal di hari kamis maka lebaran hari jumat kalau tidak maka lebaran Idul fitri dilaksanakan hari Sabtu.

Saat menerima roster minggu ini gue antara bahagia dan mau nangis. Nama gue ngga tercantum dalam roster kerja minggu ini. It means gue ngga kerja minggu ini, it means ngga ada income minggu ini dan gue masih harus bayar rent tiap minggu.  Udah capek ngutang mulu buat bayar rent, pengen nangis gue! Hiks...

But then gue ambil hikmahnya, gue ngga kerja it means gue bisa Ibadah maksimal minggu ini. Gue udah rencana Itikaf, Itikaf biasanya dilaksanakan in the last ten days of Ramadan. Menghabiskan waktu di Masjid melakukan amalan amalan seperti mengaji, dengar tausiah, ada pelajaran Tajweed juga, shalat, dan lain lain. 

Jadi Gue udah ngerencanain shalat Ashar di Masjid Ibrahim, lanjut buka puasa bersama, Shalat Maghrib, Shalat Isha, Tarawih, Witir dan stay di Masjid sampai Subuh sekalian sahur di Masjid, karena Masjid disini menyediakan buka puasa dan sahur just in the last ten days of Ramadan. Setelah shalat Subuh, baru deh gue balik ke rumah bareng si Dokter Pakistan baik hati itu.

Gue kepikiran, kenapa gue ngga Itikap seminggu aja? Jadi gue bisa save $150. Karena last ten days of Ramadan the mosque provide food for break fasting and sahoor and also allow people to sleep and spend night at Mosque. Tapi udah telat, itikap tinggal tiga empat malam doang, seandainya gue tahu dari minggu sebelumnya kalo minggu ini gue ngga ada shift gue bakal itikaf 10 hari di masjid. Selain dapat pahala berlipat ganda gue bakal save money, ngga perlu bayar rent $150. Tapi ya udah telat buat Itikaf ten daysnya....

Sebenarnya gue pengen bayar Zakat, di Masjid Ibrahim Zakaat Sadaqat Ul Fitr per orang bayarnya $6.65 tapi yang direkomendasikan $10, Tapi buat biaya hidup dan rent gue aja ngga cukup gimana gue mau bayar zakat. Hiks...

feel blessed in this Ramadan :)

Funniest Moments During my Ramadan in Masjid Ibrahim Southern River WA



Mendengarkan ceramah setelah shalat witir


Australia yang multi culture dan nationality membuat gue bertemu orang orang baru dari berbagai macam negara, di Masjid ini gue bertemu orang orang Middle East, India, Pakistan, African, Indonesia, Singapore, Malaysia, Jordan, dan lain lain.

Cara orang orang shalatpun agak agak berbeda dikit, dengan yang biasa gue lihat di Indonesia. tapi perbedaan perbedaan ini kemudian menjadikan ramadhan gue menjadi sangat berwarna disini.

Di masjid Australia, setelah wudhu kita harus mengelap bagian tubuh yang basah karena air wudhu, Didekat tempat wudhu biasanya disediakan tissue atau handuk kecil untuk mengelapnya. Sedangkan gue di Indonesia diajarkan untuk membiarkan air wudhu kering secara alami, bukan dilap, Kalo ngga salah ingat katanya air wudhu itu akan akan membuat bagian tubuh kita bersinar dihari kemudian.

Saat tarwih  suka ada tiba tiba suara kentut, dan suaranya ituloh ganggu banget. Untung gue cuman dengar suaranya, ngga baunya, tapi kondisi Australia yang sangat berangin emang bikin kita jadi sering kentut, tapi gue kalo mau kentut pasti langsung keluar dari Masjid.

Pernah juga saat tarawih ada yang shalat ngga mengikutin gerakan iman, Jadi dia gerakannya beda sendiri dan shalat ditengah tengah orang yang mengikuti gerakan imam kan jadi aneh aja rasanya. Padahal dia bisa kebelakang shalat sendiri.

Suatu hari saat gue tarwih tiba tiba ada yang nangis saat imam lagi baca surah apa gitu gue lupa, Shalat subuh ada lagi yang nangis. Karena penasaran akhirnya gue tanyain Si Dokter Pakistan yang baik hati itu yang rela ngantar jemput gue dari rumah masjid rumah tiap hari. "You don't know why they cry?" Kata dokter, Yaelah kalo gue tahu ngapain tanya (dalam hati aja). Gue jawab "Maybe because Ramadan will end soon (Padahal hari itu masih ada lima belas hari). Dan ternyata orang yang nangis itu karena tau arti surah yang dibaca imam, makanya dia nangis, dan hari itu surah yang dibaca tentang neraka jahannam, Naudzubillah.

Setelah shalat subuh, biasanya akan ada tausiah, hari itu gue udah duduk cantik dengar tausiah dan setelah tausiah selesai tiba tiba ada African teriak "Allahu Akbar. Allahu Akbar." Gue kaget dong, kirain ada yang mau jihad.

Ada satu hal lagi yang buat gue takjub, lillah donation dan bayar zakat bisa bayar pake debit card, jadi setelah shalat jumat selesai akan ada pengurus masjid yang berdiri dipintu keluar, yang ingin bayar zakat atau give lillah donation tinggal menghampirinya menggesek kartu dan masukkan pin (saving) atau tinggal tap kartu (pay pass), Canggih ya :)

Yang Special disini adalah malam ke 27 alias malam lailatul qadar, yang datang tarwih benar benar rame, Masjid sampe ngga nampung dan akhirnya didirikan tenda tenda diluar masjid untuk menampung jamaah yang ngga tertampung dalam masjid. 

Padamalam ke 27 masih ada kejadian lucu lagi buat gue, yang jadi Imam bukan imam yang biasa jadi Imam, Cara shalatnya agak beda, Imamnya ruku, makmum masih berdiri, Imamnya Sujud makmum baru sujud. kacau. dan Akhirnya setelah witir selesai imamnya confirm kalo cara cara shalat emang ada beberapa macam, Karena waktu gue di Indonesia aja beda masjid kadang cara witirnya beda. Nah di Australia witirnya agak beda dikit lagi, Mirip mirip shalat maghrib sih buat gue.

Ceramah diadakan setelah shalat witir, Jadi di Masjid Ibrahim setelah shalat Isha langsung Tarawih, kemudian withir baru kemudian ceramah. Sedangkan di Indonesia biasanya setelah Shalat Isha baru dilaksanakan ceramah dan dilanjutkan Tarawih dan withir.

So far gue suka Ramadan di Australia, suka antusiame orang Tarwih, dari Awal sampe malam ke 27 masjid masih rame. Kalo di Indonesia khususnya my hometown Makassar malam malam terakhir Ramadan yang rame adalah pusat perbelanjaan, bukan masjidnya :(

Sunday, July 12, 2015

First Day Waiter in Malaysian Cafe



Setelah melalui beberapa hari training di Cafe yang terletak di Victoria Park, Western Australia. Akhirnya kerja juga, Training disini ngga mendapat bayaran, Jadi setelah training selesai kamu bisa take away makanan. Makanan inilah gaji training kamu.

Hari pertama kerja shift gue cuman tiga jam doang start 6.30 pm selesai 9.30 pm. Tapi gue jam lima udah sampai, karena lagi puasa jadi sekalian buka puasa dulu sebelum kerja. Jam 6 gue udah mulai kerja karena boss gue minta gue kerja lebih awal karena gue masih harus belajar banyak. 

Waiter kerjanya nganter makanan ke meja costumer, bikin minuman dan nganterin ke costumer, bersihin meja, dan jadi Cashier juga.

So far yang susah buat gue itu jadi Cashiernya, harus ngafal pencet yang mana kalo costumer order menu dan harus cepat karena kadang antriannya panjang banget, apalagi cashiernya cuman satu doang.

Hari itu ada yang order Mee Goreng yang harganya $9.50, costumer bayarnya pake kartu debit. Di Resto ini kalo bayar pake kartu kena charge $0.50 sehingga total yang harus dia bayar jadi $10. Gue pencetlah angka 1 dan 0 di mesin itu dan mentap kartu itu dimesin, beres deh. Tapi ternyata belakangan teman gue cek, ini kok ada costumer yang bayar cuman $0.10 doang dan ternyata itu kerjaan gue. Gue jelasin ke temen gue tadi gue pencet angka 1 dan 0 dimesin gesek. Dan ternyata kalo $10 pencetnya 1 dan 0 tiga kali. 

Orderan dari Costumer
Kesalahan kedua gue. Ada kostumer yang order nasi beriani with beef rendang dan Fish Assam yang diasingkan. Gue dateng bawa sepiring nasi beriani with beef beriani and fish assam, kemudian costumer gue ngomel ngomel minta digigantiin karena fish asamnya ngga diasingkan. Gue pikir diasingkan itu artinya dibuat agak asin dan ternyata gue salah, diasingkan (Bahasa Malay) artinya dipisahin fish assamnya. hiks...

Nasi Beriani with Fish Assam and Beef  Rendang
So far gue suka kerja disini, good staff, ngga kayak staff staff waktu gue kerja di Cafe bule di Melbourne, Staffnya very rude dan doyang banget maki maki. Setiap ngomong suka ada kata f*ck yang terselip, kerjanya ngga terlalu berat and good pay, sayang shift minggu pertama gue cuman delapan jam dan belum bisa nutupin biaya rent kamar gue :(

Sunday, July 5, 2015

Sarung Membawa Berkah

IIbrahim Masjid, Southern River, WA

Ramadhan kali ini benar benar special buat gue, pertama kalinya gue menjalani bulan Ramadhan di luar negeri. Lebih tepatnya di Australia. Cobaan terasa luar biasa di Australia. Gimana ngga, disaat gue sedang manahan lapar dan haus, orang orang disekitar gue makan dimana mana. Pekerjaan di Australia yang benar benar menguras tenaga betul betul menjadi tantangan luar biasa untuk menyelesaikan puasa sampai selesai.

Gue udah ngga di Melbourne lagi, gue udah pindah ke Hungtingdale, Western Australia. Sayangnya jarak rumah gue ke Masjid boleh dibilang jauh banget, hampir 3 km, jalan kaki bisa memakan waktu hampir 30 menit.

Walaupun jarak rumah gue ke Masjid jauh gue selalu menyempatkan, Untuk Salat Tarawih di Masjid Ibrahim. Tantangan ke Masjid selain jarak yang jauh cuaca dingin banget dan kadang kadang hujan. Tantangan gue belum berhenti sampai disitu, since gue tinggalnya jauh dari city alias di Suburb, jalan sangat gelap apalagi banyak rumah yang gue lewatin tidak menyalakan lampu depan rumahnya. Rumah rumah udah mulai ngga terlihat lima ratus meter sebelum masjid sepanjang jalan hanya ada pohon pohon, suasana kadang bikin bulu kuduk merinding.

Kalo jalan menuju Masjid Ibrahim masih enteng, tapi pulangnya melihat semua orang naik mobil and i was always the only one walk on the road, disitu kadang saya merasa sedih :(

Berharap ada yang memberi tumpangan iba melihat gue jalan, tapi ngga ada juga yang berhenti dan memberikan gue tumpangan.

Beberapa hari kemudian gue mencoba pake kopiah ke Masjid, tetap orang orang hanya melewati gue aja, tapi suatu hari pulang Tarawih tiba tiba ada yang berteriak dalam Mobil Assalamualaikum. Tapi sayang ngge singgah, tapi gue cukup senang ada yang nyapa ketika gue jalan sendirian di jalan yang gelap, sepi, dingin dan kadang kehujanan.

Trik berikutnya gue pake sarung ke Masjid. waktu di Melbourne gue ngga berani pake sarung, takut dikira orang lagi, hahaha...

Tapi gue pikir disini kan sepi ngga banyak orang yang jalan jadi gue dengan berani memakai sarung dan kopiah, jadi orang bakal tau gue mau ke Masjid dan benar saja 10 menit jalan kaki udah ada mobil yang berhenti, Nyuruh gue naik di Mobilnya. Tapi pulangnya gue jalan kaki.

Hari kedua pake sarung ke Masjid adalagi orang baik hati yang memungut gue di Jalan, Bapak yang berasal dari Jordan ini, Ketika tahu gue berasal dari Indonesia dia terkejut banget, Berceritalah dia kalo dia baru dua tahun di Perth, Sebelumnya di Sydney kemudian ke New Zealand dan menetap di Thornlie. Beberapa tahun lalu dia berbisnis dengan orang Indonesia yang berasal dari Jakarta. tetapi dia ditipu dan uangnya ribuan dollar dibawa kabur. Semoga penipu itu mendapat ganjaran dan diberi hidayah.

Hari ketiga pake sarung ke Masjid masih ada yang tertarik mengangkut gue, kali ini orang Pakistan, seorang dokter, dia bertanya "Where do you live?' "I live on Firefalls Cl, about 3 km from home to Mosque." Dia terkejut dan mengucapkan "Masha Allah." Pulangnya dia mengantar lagi ke rumah dan hebatnya Dokter ini menawarkan diri untuk menjemput dan mengantar gue tiap hari return Home to Mosque, Sebelum Isha dan sebelum Fajr. 

Alhamdulillah... Thank you Allah...

My England Backpack is not allow to bring to Mosque

My England Bagpack

Untuk mengurangi kejenuhan gue di Melbourne, Gue memutuskan wisata spiritual di Melbourne, explore Masjid Masjid yang ada di Melbourne.

Masjid pertama yang menjadi tujuan gue adalah Fitzroy Mosque, Mesjidnya bagus, Tapi dari luar ngga ketahuan kalo di dalamnya ternyata mesjid. Berkat bantuan google map gue bisa menemukan mesjid ini. di Masjid ini tiba tiba ada orang africa yang nanya nanya lambang di tas gue, "Do you know what is this?" Tanya orang afrika sambil nunjuk gambar tas gue. "It is England Flag." Jawab gue. "It is a cross and it is not good to bring to Mosque." kata pria Afrika itu. Dia meminta gue menempel sesuatu menutupi gambar cross-nya atau menghilangkan salah satu garisnya sehingga tidak membentuk cross lagi. It means tas gue bakal rusak dong. Gue ngga mau!!! 

Inside Fitzroy Mosque
Dan akhirnya setiap gue ke Masjid gue selalu menutupi tas gue dengan Jaket. Takut ada yang negur lagi.

Masjid ke dua yang aku kunjungi adalah Melbourne Madinah. Dari luar juga ngga kelihatan seperti masjid. Gue menemukan masjid ini dengan bantuan google map. Semacam Auditorium atau Aula yang disulap jadi Masjid.

Masjid ke tiga dan Favorite gue adalah Islamic council of Victoria, Masjidnya bagus, dan terletak tidak jauh dari Flat gue di La trobe street, jalan kaki hanya 5-10 menit saja. Gue selalu shalat Isha disini dan Shalat jumat juga disini, Disini pula gue dapat teman baik banget yang namanya Ayidh and Aziz from Saudi Arabia, RMIT Students. Si Ayidh pernah ngajak gue renang dan jacuzzian di Apartmentnya di Southbank.

Islamic Council of Victoria

Enaknya shalat Jumat di Melbourne itu karana diadakan dua kali, seperti di Islamic Council of Victoria kalo winter Shalat jumatnya jam 12 dan jam 1 jadi kamu tinggal pilih aja.

Masjid ke Empat yang gue kunjungi adalah AAIS Albanian Mosque in North Carlton, Masjidnya bagus udah menyerupai masjid dan ada Towernya, cuman ngga pake pengeras suara kayak masjid masjid di Indonesia. Masjid yang dibangun pada tahun 1963 ini merupakan The first Mosque in Melbourne


AAIS Albanian Mosque, North Carlton

After a month in Melbourne




Satu bulan berlalu tanpa ada panggilan kerja sama sekali, Eh ada ding, ada tawaran kerja loper koran dan junk mail dari Richard tapi ngga gue ambil karena mikir udah mau move to Perth. Setelah tanya tanya Aurilien, a French who works for  Richard, ternyata Gajinya lumayan, 150 koran bisa dapat $100. Biasanya dia mulai sebar korannya dari jam 8 pagi selesai jam dua atau tiga sore.

Ngga lama setelah itu ada panggilan kerja di Resto Indonesia Bambu Kuning, Ownernya tanya gue available hari apa. Gue jawab hari apa aja bisa kecuali hari Jumat, kecuali bisa Izin shalat Jumat gue bisa. Setelah itu ngga ada kabar lagi dari Resto itu, dan setelah gue cari tau, ternyata shiftnya cuman sekali aja hari Jumat doang, makanya gue ngga dipanggil. 

Setelah itu ada temen di social media ngasih gue kontak temennya untuk ditanyain lowongan kerja. Setelah gue kontak gue ada panggilan interview. Kerja di semacam Resto cepat saji. Kerja di kitchen, masak masak, Jadi semacam chef Gajinya $10 per hour untuk dua minggu training, kalo kinerja bagus gaji bisa naik jadi $11 dan maksimum $12. Yang jadi masalah dia meminta gue komitmen kerja minimal tiga bulan. Nah ini yang sulit. Rata rata saat di interview kerja disini mereka akan tanya, berapa lama kamu bisa kerja disini? Tapi waktu gue diwawancara gue ngotot minimum cuman dua bulan, kalo gue suka bakal lebih lama lagi. Tapi mereka maunya gue komit minimal tiga bulan. Bisa aja sih gue iyain aja kerja tiga bulan, tapi gue mikir gimana kalo gue ngga suka kerja disana, apalagi gajinya kecil banget, Kalo gue dapat kerja dengan gaji yang lebih gede, Tapi belum tiga bulan gimana dong? Gue bakal merasa bersalah kalo gue iyain dan gue keluar sebelum tiga bulan. Kemudian manajernya nawarin gue kerja cleaning resto, Kerjanya cuci piring dan bersihin resto, Hobba aja yang $17 perhour gue tolak, apalagi ini $10 perhour, gaji dan capeknya ngga worth it Banget!!!!!

Gue udah makin mantap pengen pindah ke Perth, dan tiba tiba gue dapat tawaran kerja lagi di Resto Indonesia, Dia meminta gue ikut training yang masih tiga minggu lagi. Tapi gue dengan mantap menolak tawaran kerja itu karena akan pindah ke Perth. Gue ngga buang buang waktu lagi, Gue langsung booked flight ke Perth dan Minggu ke 10 gue move to Perth.

Saturday, July 4, 2015

Trip to Mornington Peninsula and Fort Nepean



Joseph, Torgis and Julien are enjoying the Sunset in Mornington Peninsula Beach
Joseph sms gue, "We will trip to mornington peninsula and spent a night in a camp. come to my flat tomorrow morning." Gue langsung girang bukan main, pertama kalinya gue bakal keluar Melbourne. Setelah sebulan stres mencari kerja yang ngga kunjung datang datang juga.

Berhubung akan tidur di camp, gue membawa sleeping bed pemberian Mariza Melia, WHV Perth yang cantik dan baik hati ;) Apalagi Lagi winter gini, Malam hari suhu bisa 4-9 derajat aja. Bisa membeku mak!

Yang berangkat ada lima orang Gue, Joseph, Ericka, Souen and Julien. Tapi Souen nyusul malemnya karena dia kerja. Semuanya ngomong perancis dan gue tenggelam dalam bahasa perancis dan ngga ngerti mereka ngomong apa.

Setelah semuanya siap kami menuju mobil yang di rent Joseph dan di Parkir depan rumah. Sampai depan mobil udah ada surat cinta aja yang Joseph temuin di mobil, ternyata Joseph ngga bayar parkir dan kena fine $70. Waks :/ Jadi kalo parkir mobil harus bayar, lewat kotak kotak yang tersedia di sekitar jalan itu, tiketnya taro di dashboard mobil karena petugas akan mengecek ke mobil. Udah bayar tapi tiketnya lu bawa ngga taro di dashboard, alamat kena fine alias tilang juga.

Sebelum ke Mornington Peninsula kami mampir dulu di Main Ridge Estate dan The Cups Estate, sekilas namanya seperti berhubungan dengan properti, Tapi Main Ridge Estate dan The Cups Estate adalah winery lengkap dengan vineyard view. Disini bisa wine tasting gratis, karena ada juga winery yang mengharuskan bayar jika ingin wine tasting. 

Gue perhatiin Joseph dan teman teman yang wine tasting kadang mereka ngga minum, Pertama gelas yang berisi dikit wine itu diputer puter, katanya biar aromanya keluar, setelah gelasnya diputar putar trus dicelupin deh (kidding). Setelah diputer mereka medekatkan hidung ke gelas untuk mencium aroma wine nya. kemudian diminum, tapi kadang ngga ditelan tapi dimuntahkan lagi, Karena yang di coba kadang ada banyak, kata Joseph walaupun segelas cuman dikit banget, tapi kalo minum 10-20 gelas bisa mabuk.


Nice View in The Cups Estate
Wine Tasting in Main Ridge Estate
Vineyard in Main Ridge Estate
Setelah puas wine tasting gratis kami melanjutkan perjalanan menuju Mornington Peninsula. Pantainya sih biasa aja ya, tapi tebing tebingnya keren, Udah beberapa kali mengunjungi pantai di Victoria mulai dari St. Kilda beach, Brighton beach dan Mornington Peninsula, tapi ngga pernah liat manusia berenang di Pantai, Kalo ada yang berenang gue acungi jempol, Bisa berenang disuhu 9-12 derajat celsius, Bisa beku mak!!! Apalagi gue denger denger Pantai di Australia banyak hiunya. 

Di Mornington Peninsula ini terdapat light house, tapi untuk memasukinya harus bayar, tetapi sesampainya disana loket yang menurut gue mirip warung udah tutup. Tapi ya gue ngga minat masuk kalo bayar hahahaha... Makan aja gue susah, boro boro buat beli tiket ngga jelas...

Dari parkiran menuju pantai terdapat tangga tangga kayu yang menyusuri  tebing sampai menuju pantai, Salut dengen pemerintahnya yang membangun tangga tangga kayu ini, menapaki tangga tangga kayu ini membuat gue terbang ke tembok raksasa china. Padahal masuk pantainya ngga bayar tapi fasilitasnya bagus, Ada toilet umum yang gratis juga di dekat parkiran mobil.
Way to Mornington Peninsula Beach


Mornington Peninsula beach
Setelah puas melihat sunset, kami meninggalkan pantai dan menjemput Souen di Station sekalian membeli daging buat barbecue-an ntar malam, Untuk mengganjal sementara lapar yang melanda kami mampir ke restoran cepat saji sambil memikirkan rencana selanjutnya.

Setelah browsing, ternyata kami tidak menemukan tempat untuk membuat camp,  kata Joseph disini tidak bisa sembarangan membuat camp bisa kena fine, So gmn dong?

Akhirnya Joseph memutuskan nginap di penginapan aja, What??? Gue mana mampu bayar! Jadilah kita menginap di Frankeston Hotel, Satu kamar aja, satu kamar tapi ada 3 single bed dan 1 double bed. Tiap orang bayar $20 tapi gue ngga bayar :p

Our room in Fankeston Hotel

 Paginya kami melanjutkan perjalanan ke Fort Nepean, Tempat ini merupakan tempat bersejarah, Ada meriam dan ada benteng buat tempat persembunyian masa perang dunia dulu. The good things Masuk areanya ngga bayar alias gratis dan pemandangannya juga bagus.


Gunners in Fort Nepean
Fort Nepean
Sayangnya gue bukan tipe orang yang bisa naik mobil jauh. Sepanjang perjalanan gue mabok darat. Mobil tua yang disewa Joseph belon jalan aja udah bikin gue mau muntah karena ada bau anehnya. Mobil yang udah tua gini getarannya terasa banget, apalagi jalan Australia yang sepi bikin mobil disini melaju dengan kecepatan tinggi walaupun disini ada limit speed. Tapi tetap aja kalo anak muda yang bawa kecepatannya ngga tanggung tanggung dan sukses mengocok perut gue dan hampir muntah aja, tapi ngga ada yang keluar. 

Setelah kembali ke Melbourne gue jadi mikir apa gue sanggup roadtrip melintasi jalan ribuan kilometer. 

Apa gue mengubur impian roadtrip gue aja, melihat kondisi gue yang suka mabok naik mobil?

Friday, July 3, 2015

Three weeks in Melboune




Setelah tiga minggu nyari kerja dan gak ada hasil, gue udah mulai jenuh di Melbourne, tiba tiba muncul ide untuk pidah state, antara mau ke Cairns dan Perth, mau ke Cairns karena kenalan WHV asal jepang di Melbourne, dia kerja housekeeping di Cairns dengan gaji $27 per hour, dan kata dia gampang cari kerja. tapi gue ngga berani pindah kesana, apalagi ngga ada kenalan disana. Sedangkan di Perth ada banyak anak WHV Indonesia. Temen gue Kamal juga ada di Perth dan nyemangatin gue pindah ke Perth aja.

Akhirnya gue memutuskan untuk move to Perth. Baru aja mikir mau move hape gue berbunyi ada SMS Richard. Gue smsnya hampir tiga minggu yang lalu dan baru balas sekarang, nawarin kerja jadi loper koran dan junk mail, naik sepeda keliling perumahan masukin koran dan junk mail kadang kadang. Gue bales si Richard kalo gue mau kerja tapi seminggu aja karena udah mau pindah ke Perth. But no reply from Richard after that.

Setelah mikir mau pindah gue sms Joseph untuk ketemuan. Joseph ngajak gue datang ke Flat dia. Dan curhatlah gue kalo gue mau pindah ke Perth aja. Tapi joseph meminta gue stay longer dan bakal bantuin gue keliling Melbourne nyari kerja. Dia juga ngajak gue buat roadtrip ke Mornington peninsula. finally gue mutusin stay sebulan lagi, kalo ngga dapet kerja baru bakal pindah.

Dan gue udah nolak tawaran kerja dari Richard. Rasanya mau sms balik, tapi udah merasa ngga enak sms dia lagi...




Thursday, July 2, 2015

For you, yes you who want to work and holiday in Australia





Setelah dipecat di Hobba cafe, gue jadi autis, gue menghabiskan waktu berjam jam depan komputer tiap hari, browsing gumtree dan seek.com

Banyak banget lowongan kerja Barista yang gue temuin. Housekeeping, dan sempat kenalan teman dari Jerman. Kerjaannya santai banget, cuman vacum dan bersihin mobil dan gajinya $21 per hour kalo week days, week ends lebih gede lagi. Tapi sayang gue ngga bisa nyetir. 

Rasanya menyesal datang kesini tanpa persiapan, Padahal sebelum berangkat ke Australia, rencananya pengen ikut driving course tapi ngga jadi.

Ngurus visanya kemarin sekitar enam bulan, bisa gue pake magang di cafe jadi Barista selama beberapa bulan, atau kerja housekeeping di hotel Indonesia. Atau belajar nyetir, Tapi gue malah keliling Jawa dan Sulawesi. Nyesal iya :( 

Jadi buat kamu yang akan berangkat WHV ada baiknya kamu magang dulu di Cafe atau Restaurant jadi Allrounder atau Barista, Saran sih Barista karena katanya Barista gajinya gede. 

Pekerjaan di Australia rata rata mengharuskan kamu punya pengalaman kerja. Walaupun cuman kerjaan dishwasher di CV harus ada pengalaman dishwahser, bisa ngarang ngarang aja sih, tapi kan nanti kamu di Trial ( semacam di test bisa kerja apa ngga). Jadi alangkah baiknya kalo kamu ada persiapan sebelumnya.

Housekeeping merupakan salah satu kerjaan mendulang dollar di Australia. Kerjanya sih berat [memang semua kerja berat kan,ya] Kamu dituntut making bed, membersihkan kamar sebersih mungkin dan biasanya satu kamar harus bersih dalam 25 menit [Biasanya] Beda hotel mungkin beda rule. Jadi ada baiknya kamu magang dulu di Hotel Indonesia jadi housekeeper biar ada pengalaman dan buat nambah nambah isi cv nanti.

Kalo kamu bisa nyetir motor dan Mobil buat SIM international di Jakarta, SIM international berlaku tiga tahun (kalo ngga  salah ya) banyak kerjaan yang mengharuskan kamu punya driving licence, jadi Au Pair aja biasanya harus ada driving licence buat ngantar dan jemput anak ke sekolah. Sim motor bisa kamu pake Apply kerjaan ngantar Pizza, seperti Domino dan Peperoni Pizza, Kemarin gue mau apply di mintain copi Sim international, Tapi gak punya. Bisa sih di translate di kedutaan, Tapi menurut gue lebih bagus bikin sim International aja. lebih lama berlakunya kalo Driving Licence International yang bisa kamu buat di Jakarta. 

Pokoknya persiapkan diri kamu sebaik mungkin sebelum berangkat ke Australia. Australia itu keras tapi bisa ditaklukkan.

Good luck :)

Casual Waiter

Joseph, Souen, Celine, Torgis 



Casual waiter in Melbourne Pavillion adalah salah satu kerjaan yang paling mengasyikkan selama gue di Melbourne. Melbourne Pavillion itu semacam aula atau auditorium yang biasa dipakai buat konser musik, wedding party, birthday party, dll.

Kerjaannya gampang banget. Cuman nganter makanan dan minuman ke meja tamu. Abis itu beresin mejanya, dan setelah acara selesai semua kursi dan meja di masukin ke gudang, aula harus kosong. Udah kerjanya santai dapat makan yang enak enak dan bisa minum coke, lemon squash sepuasnya. Gajinya $20 per hour. Langsung dibayar setelah selesai kerja.

Kerjaan ini gue dapat dari Julien temennya Joseph. Casual waiternya ada banyak hampir 20 orang biasanya. Dan gue terdampar di geng Perancis, karena yang bekerja disini semua mostly temennya Joseph, orang Perancis. Mereka ngomongnya Perancis doang. 

Hari pertama gue kerja di Melbourne, gue dapat dua kerjaan sekaligus. Jam 9 pagi sampai jam 5 sore nge-dj alias dishwasher di restaurant dan Malamnya jam 6sore sampe jam 2 pagi lanjut di Melbourne Pavillion. Hari itu gue benar benar capek se capek capeknya. Sebenarnya gue pengen nolak tawaran Julien kerja di Melbourne Pavillion, Karena udah capek banget kerja dishwasher. Apalagi julien nawarin gue jadi dishwasher lagi di Melbourne Pavillion. Tapi sampai sana Alhamdulillah jadi waiter. 

Malam pertama kerja di Melbourne Pavillion gue teler, ngga bisa jalan lagi, udah jam 1 pagi, dan gue kerja dari jam 9 pagi dan ngga ada istirahat. Gue berdiri bengong doang liatin orang angkat angkat kursi ngga bisa mikir lagi karena ngantuk ini udah ngga tertahankan. Gue izin ke Toilet. Gue tidur 10 menit. Gue pikir yang kerja ada banyak waiter plus bar staff hampir 30 prang gue ngilang bentar kayaknya ngga apa apa.

Setelah tidur 10 menit gue udah bisa jalan normal, ngga sempoyongan kayak mabok jalannya. Udah bisa ngangkat kursi dan meja lagi. Temen gue ngomel "Lu kemana aja orang lagi sibuk lu ngilang." Lu kalo berdiri dan bengong doang bisa dimarahin Cain, manager Melbourne Pavillion. "Sorry gue ngantuk banget, kerja dari pagi ngga ada istirahatnya, tapi gue sekarang udah bisa kerja kok." Udah tidur di Toilet soalnya. hehehehe

Sayangnya kerjaan ini casual, ngga setiap hari, kadang sekali seminggu, dan selama hampir dua bulan di Melbourne kerja di sini hanya tiga kali aja.


Wednesday, July 1, 2015

Dugem di Melbourne

Cedric Joseph and Ayumi

Suatu hari Joseph beliin gue tiket techno party, Tiket masuk dugem itu seharga $15.

Di Indonesia biasanya gue ke Club saat ada konser music. Bukan buat dance on the dance floor.

Party mulai jam 12am, tapi kami nyampe di Club jam 1am. 

Gue dikelilingi temen temen Joseph yang semuanya orang perancis. 

Tapi temen temen Joseph semuanya baik baik dan friendly.

Gue yang ngga minum alcohol pesen juice doang, yang bayar juga Joseph.

Di dance floor gue cuman goyang goyang dikit.

Temen Joseph kadang kadang menghampiri gue dengan goyangan yang heboh banget.

Satu jam di dance floor gue mulai bosan. dan gue memilih duduk di sofa aja.

Karena capek gue tutup mata gue. Istirahat bentar.

Tiba tiba security datang.

"You better go home sleep" kata Security.

Gue liat hape gue udah jam empat dan gue langsung pulang.

Joseph dan teman temannya balik jam 7 pagi.

Dan gue ngga ngerti apa enaknya joget sampe jam 7 pagi?

Dua jam aja gue udah bosen.

Mikir kalo diajak dugem lagi, mending tidur dirumah aja.

Messy Room




Roommates gue di La Trobe Street ada tiga orang, Rick from Netherlands, Liam from England and Maceo from France. 

Semuanya bule bule dari negara maju. tapi gue heran, mereka jorok jorok banget, Abis make baju langsung aja dilempar ke lantai, besoknya dipake lagi.

Pernah suatu hari gue terbangun dari tidur karena ada bau bangke, mirip mirip bau bangke tikus. Mulailah gue mencari dan mengendus dari mana asal bau ini. Dengan memaksimalkan indera penciuman gue hidung gue membawa gue ke bed si Liam. 

Argh ternyata Liam tidur memakai kaos kaki bau bangke. Sumpah gue jadi ngga bisa tidur waktu itu. British raksasa ini selalu bikin semua orang nahan napas. Kalo dia ada, pasti ada aja bau bau aneh.

Abis pup, toilet jadi bau banget, ngga ada yang berani masuk toilet kalo liam baru aja keluar toilet.

Temen gue biasanya langsung nyemprot pewangi ruangan sebelum masuk toilet kalau liam baru aja keluar toilet.

Pas Liam pindah ngga ada yang mau tidur di kasurnya dia. Saking baunya!!!

Dan akhirnya kasur liam diganti dengan kasur baru buat penghuni baru yang menggantikan Liam.